Pope mengatakan upaya memerangi perubahan iklim dan ekstremisme agama adalah hal yang sama

Pope mengatakan upaya memerangi perubahan iklim dan ekstremisme agama adalah hal yang sama

Saat berkunjung ke masjid terbesar di Asia Tenggara, Pope mengatakan upaya memerangi perubahan iklim dan ekstremisme agama adalah hal yang sama

Sejak masa kepausannya dimulai pada tahun 2013, Paus Fransiskus telah mengisyaratkan niatnya untuk membangun jembatan dengan agama lain. Pertumbuhan Islam secara global, dan bangkitnya ekstremisme lintas agama, juga menjadikan hal ini sebagai prioritas mendesak.

Pada hari Kamis, di masjid terbesar di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Paus menggunakan pernyataan bersama dengan Imam Besar Nasaruddin Umar untuk menunjukkan dengan tepat “dua krisis serius” yang dihadapi dunia: dehumanisasi dan perubahan iklim.

“Fenomena global dehumanisasi ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik. Yang sering kali menimbulkan jumlah korban yang mengkhawatirkan,” kata pernyataan tersebut, yang ditandatangani di ibu kota Jakarta.

“Sangat mengkhawatirkan bahwa agama sering dijadikan instrumen dalam hal ini, sehingga menyebabkan penderitaan bagi banyak orang, terutama perempuan, anak-anak, dan orang tua,” lanjutnya. “Namun, peran agama harus mencakup peningkatan dan penjagaan martabat setiap kehidupan manusia.”

Pope mengatakan upaya memerangi perubahan iklim dan ekstremisme agama adalah hal yang sama

Pope mengatakan upaya memerangi perubahan iklim dan ekstremisme agama adalah hal yang sama

Mengenai perubahan iklim, deklarasi tersebut menyatakan bahwa “eksploitasi manusia atas ciptaan” telah menyebabkan “berbagai konsekuensi yang merusak seperti bencana alam, pemanasan global, dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi.”Dan “hambatan bagi hidup berdampingan secara harmonis di antara masyarakat.”
Paus Fransiskus (tengah) menghadiri acara bersama penerima manfaat organisasi amal di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta pada 5 September 2024. (Foto oleh Tiziana FABI / AFP) (Foto oleh TIZIANA FABI/AFP via Getty Images ) Tiziana Fabi/AFP/Getty Images
Paus Fransiskus tiba di Masjid Istiqlal. Yang terbesar di Asia Tenggara. Pada pagi hari. Melewati jalan-jalan yang dipenuhi oleh para simpatisan di sebuah kota metropolitan yang merupakan salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Kekhawatiran tersebut telah memicu rencana pemindahan ibu kota Indonesia seluruhnya yang kontroversial dan mahal.

Masjid tersebut terletak di sebelah katedral Katolik di kota tersebut, dan. Paus mengunjungi jalan bawah tanah yang dikenal sebagai “terowongan persahabatan” yang menghubungkan tempat-tempat ibadah.

Dalam acara tersebut. Paus juga mendengarkan doa-doa Islam yang dibacakan oleh seorang gadis tunanetra bernama Syakila. Pemenang kompetisi pembacaan Alquran tingkat nasional.

Kunjungannya ke Indonesia dan penandatanganan deklarasi ini sejalan dengan pendekatannya dalam membangun jembatan. Meskipun sekitar 87% dari 280 juta penduduk Indonesia menganut agama Islam, kunjungan ini juga menyoroti 8,6 juta umat Katolik dan minoritas lainnya di Indonesia.

Kedatangannya di negara kepulauan “merupakan kabar baik bagi kami. Sesuatu yang menguatkan iman kami.” Kata Pastor Hieronymus Sridanto Ariwobo, seorang pastor Katolik di Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *