Vinícius tampil gemilang bagi Brasil setelah awal yang lambat di Copa América

Vinícius tampil gemilang bagi Brasil setelah awal yang lambat di Copa América

Vinícius tampil gemilang bagi Brasil setelah awal yang lambat di Copa América. Vinícius tampil cemerlang untuk Brasil sesudah awalan yang lamban di Copa América
Kompetisi sepak bola dapat seperti pesan suara sosial media yang diputar 3x bisa lebih cepat dari umumnya. Waktu makin cepat. Team mendadak berpadu, atau secara cepat roboh di bawah penekanan persaingan yang kuat.

Brasil jadi target tes depresi pada Jumat malam menantang Paraguay sesudah awalan yang menyebalkan di Copa América. Performa pembuka mereka menantang Kosta Rika benar-benar bukan musibah — tapi gol tidak terbentuk. Diakhir hasil seimbang 0-0, kapten Danilo — yang dipandang seperti lambang kepimpinan yang tenang dan logis — berdiskusi dengan beberapa simpatisan di tribune.

Beberapa dari permasalahan ini ialah resiko dari ketidakberhasilan team Brasil awalnya, hingga group sekarang ini harus bayar bill yang bukan tanggung-jawab mereka. Penekanan makin bertambah sesudah sama-sama rivalnya di Group D, Kolombia, menang 3-0 atas Kosta Rika. Ini bermakna Brasil ke lapangan menantang Paraguay dengan kesadaran jika kekalahan bermakna hampir dipastikan tersisih.

Kebalikannya, kemenangan Brasil 4-1 di hari Jumat bermakna jika, terkecuali ada fenomena matematika, mereka sudah pastikan tempat mereka di perempat final. Tetapi, mereka harus hadapi sejumlah halangan di sepanjangnya jalan.

Vinícius tampil gemilang bagi Brasil setelah awal yang lambat di Copa América

Vinícius tampil gemilang bagi Brasil setelah awal yang lambat di Copa América

Ketahanan tradisionil Paraguay sudah merusak hati Brasil sebelumnya. Mereka singkirkan Brasil dari kompetisi Copa América tahun 2011 dan 2015, dan mereka memberikan team Brasil bimbingan pelatih Dorival Junior prospect malam yang membuat frustrasi saat coba tembus pertahanan mereka.

Tambah jelek , dengan Julio Enciso dari Brighton yang bergerak cepat, dan Miguel Almirón yang berusaha menepis Danilo, Paraguay jadi teror gempuran. Mereka sukses lakukan dua shooting beresiko pertama kali dalam laga. Selanjutnya di menit ke-30, saat Brasil mendadak mendapatkan penalti karena handball, Lucas Paquetá melepas sepakan melebar.

Di titik ini, sejumlah pertanyaan serius disodorkan dan Brasil tidak meng ikuti stress tes mereka. Apa Paqueta terserang imbas serius dari dakwaan penataan score yang diperuntukkan padanya? Akankah Bruno Guimarães memimpin baris tengah Brasil sama seperti yang ia kerjakan untuk Newcastle? Dan apa Brasil lakukan kekeliruan secara bermain tanpa striker tengah yang dikenali?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *