Paus Fransiskus memulai perjalanan terpanjangnya saat Gereja Katolik berporos ke Asia
Dia berusia 87 tahun dan dalam beberapa tahun terakhir telah berjuang melawan masalah kesehatan dan mulai menggunakan kursi roda. Namun Paus Fransiskus sedang memulai perjalanan terpanjang dalam masa kepausannya.
Pada hari Senin, Paus memulai kunjungan maraton selama 12 hari ke empat negara di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan: Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura. Ini adalah salah satu perjalanan luar negeri terjauh yang pernah dilakukan Paus dan menandai jarak geografis terjauh (32.814 kilometer atau sekitar 20.000 mil) yang pernah dilakukan Paus Fransiskus sejak pemilihannya pada tahun 2013.
Kunjungan penting ini akan memungkinkan Paus untuk menyoroti tema-tema utama masa kepausannya. Termasuk dialog antaragama dan perlindungan lingkungan.
Kunjungan ini juga menggarisbawahi perubahan signifikan yang terjadi di dalam Gereja Katolik: kecenderungannya terhadap Asia.
Paus Fransiskus memulai perjalanan terpanjangnya saat Gereja Katolik berporos ke Asia
Selama masa kepausannya, 44 kunjungan luar negeri Paus Fransiskus sebelumnya mencakup Korea Selatan, Jepang, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Bangladesh. Ia juga telah menunjuk kardinal dari Filipina (Luis Antonio Tagle) dan Korea Selatan (Lazarus You Heung-sik) untuk menduduki posisi senior di administrasi pusat gereja.
Gereja Katolik bukan lagi sebuah institusi Eurosentris atau Barat. Namun sebuah institusi dimana gereja-gereja di Asia. Afrika dan Amerika Latin mempunyai suara yang semakin besar. Paus Fransiskus, yang ketika masih muda ingin menjadi misionaris di Jepang. Memuji pemimpin gereja pria dan wanita yang berasal dari negara-negara di luar Eropa.
“Asia selalu menjadi salah satu prioritas Paus Fransiskus,” kata Fr. Antonio Spadaro, seorang pejabat Vatikan dan penasihat dekat Paus, mengatakan kepada CNN.
Umat Katolik di Asia sering kali merupakan minoritas. Meskipun mereka sering kali terlalu menonjol dalam urusan menjalankan sekolah dan kegiatan amal.
“Paus tidak begitu tertarik pada jumlah umat Katolik, melainkan pada semangatnya.” Kata Spadaro, yang akan melakukan perjalanan bersama Paus Fransiskus. Di banyak negara Asia, pendeta Jesuit itu menjelaskan, gereja berusaha bertindak sebagai “ragi” dalam upaya melayani “kebaikan bersama,” sementara Asia “mewakili masa depan dunia saat ini”.
Leave a Reply